Konsel, Sultratimes.Com,- Tidak hanya jalan masyarakat di tujuh desa yang paling mencolok di persoalkan, tetapi yang menjadi masalah besar ialah terkait keterbukaan perusahaan PT. BNP terhadap masyarakat di beberapa desa tersebut
Masalah pertama tidak adanya kegiatan sosialisasi oleh PT. BNP kepada masyarakat terkait asas manfaat dari dana CSR tersebut
Selanjutnya tidak adanya penyampaian kepada masyarakat jika penyaluran dana CSR harus melalui profosal? “, Ini pengajuan profosal seperti mau mengajukan permohonan proyek kepada pemerintah”
“Menganalisa hasil rapat kordinasi bersama PT. BNP dan unsur pimpinan ke 7 desa yang di fasilitasi oleh camat Anggata. Kami menyimpulkan tidak ada kesimpulan yang kongkrit terkait tudingan kami” Ungkap Supri, salah satu masyarakat Desa Sandarsi Jaya Minggu, 26/0622
Pasalnya selain jalan yang menjadi sorotan kami, kami juga menyorot dana kunjungan itu yang nominalnya 300 ribu. Terhadap beberapa pemerintah dari enam desa tersebut
Selama ini kami mengganggap kalau PT. BNP telah membangun koordinasi dan kerja sama yang baik terhadap pemerintah desa, ternyata hanya sebagian saja. Tertuak pengakuan salah satu kepala desa saat Rapat kordinasi berlangsung
Dikatakan jika selama ini pihaknya hanya menerima janji manis dari pihak perusahan BNP ini namun pembuktiannya tidak ada.
“Untuk itu saya Memintah kepada pihak perusahaan PT. BNP untuk lebih jeli melihat kondisi jalan yang tanpa harus di tegur baru mulai kerja”, ujarnya
sesungguhnya ada banyak kontribusi yang mesti di lakukan oleh perusahan tersebut seperti pemberian bantuan sembako, memberikan pelayanan kesehatan dan masih banyak program sosial kemasyarakatan yang harus di lakukan
Terakhir perbaikan jalan tidak hanya menyasar pada jalur yang di lalui saja pihak perusahaan. Tetapi ada beberapa jalan usaha tani masyarakat yang buntu yang mestinya juga butuh sentuhan kerja dari pihak perusahaan. Yang mana ini sebagian kecil dari kontribusi pihak perusahaan”, pungkasnya
Reporter : Ardan
Editor : ASE