Kendari, Sultratimes.com,- Gelombang penolakan terhadap pembangunan kantor gubernur dan patung pahlawan Oputa Yi Koo di Sulawesi Tenggara (Sultra) masih terus berlanjut. Pasalnya pembangunan kantor Gubernur dan Patung Pahlawan yang menghabiskan anggaran ratusan miliar dinilai tidak urgen, melihat ada ratusan kilometer jalan yang berstatus jalan provinsi rusak parah.
Tercatat sepanjang bulan september sudah beberapa kali berbagai organisasi kemasyarakatan maupun organisasi kemahasiswaan melakukan aksi demonstrasi terkait pembangunan kantor Gubernur dan Patung Oputa Yi Koo.
Pembangunan kantor Gubernur yang menghabiskan anggaran 400 Miliar serta pembangunan patung pahlawan yang menghabiskan anggaran 60 miliar, menuai banyak kritik pedas dari berbagi kalangan, Salah satunya adalah dari Ketua Umum DPP KNPI Bung Haris Pertama.
Haris Pertama saat ditemui oleh awak media dilapangan UHO setelah menutup kegiatan KNPI Cup 1 pada Sabtu, 24 September didampingi ketua DPD KNPI Sulawesi Tenggara Bung Amsar dan Ketua Umum HMI Cabang Kendari Muhammad Fadri Laulewulu, memberi tanggapan terkait kebijakan Gubernur Sulawesi Tenggara ini.
“Terkait pembangunan Anggaran itu pasti berasal dari eksekutif dan legislative dan mereka berpikir bagaimana citra mereka dimata pemerintah pusat, padahal harusnya citra pemerintah itu terbangun dengan terwujudnya kesejahteraan dan pembangunan di masyarakat itu sendiri” Ungkap Haris Pertama, Sabtu, 24/09/22
Haris pertama juga mengatakan bahwa seharusnya yang menjadi prioritas adalah fasilitas publik yang bisa dirasakan oleh masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra)
mengenai jalan – jalan rusak, tidak ada salahnya membangun gedung yang megah ketika itu sudah dianggarkan tapi jangan sampai kantor gubernur yang megah tapi masih ada masyarakat yang merasakan dampak dari jalanan yang rusak.
“jangan sampai membangun istana bagus tapi disekitar istana rusak atau kumuh, Lain kali sebelum memikirkan istana pikirkan juga masyarakat yang ada disekitar istana, jangan lagi asal menganggarkan pembangunan kantor kantor yang megah apabila tidak ada dampak langsung yang dirasakan masyarakat apalagi dunia sekarang tidak melihat kemajuan suatu daerah lewat kantor atau gedungnya yang mewah tapi bagaimana situasi dan pembangunan di masyarakatnya.” Lanjut bung haris.
Ketua Umum DPD KNPI yang kerap disapa bung haris itu juga mempertanyakan urgensi pembangunan patung pahlawan Oputa Yi Koo yang sampai menghabiskan anggaran 60 Miliar.
“harus ada perubahan pola pikir eksekutif pemerintah provinsi Sulawesi tenggara apakah perlu membangun kepentingan yang
tidak perlu dulu dibanding kepentingan yang mendesak seperti jalan rusak, pendidikan,
kesehatan dan sebagainnya.” Bebernya
Bung haris sangat menyayangkan kebijakan yang diambil oleh Gubernur Ali Mazi ini, pasalnya ia menilai bahwa yang dibutuhkan masyarakat Sulawesi Tenggara hari ini adalah fasilitas publik seperti jalan dan sebagainya bukan kantor gubernur dan patung pahlawan.
Terakhir kata Ketua Umum DPP KNPI itu menginstruksikan kepada DPD KNP serta seluruh pemuda dan mahasiswa di Sulawesi Tenggara untuk mengawal kebijakan Gubernur Sulawesi Tenggara ini sampai tuntas.
“Saya berharap kawan – kawan DPD KNPI Sultra dan seluruh pemuda di Sulawesi Tenggara
bahwa mereka adalah pemilik sultra di masa depan, adek adek mahasiswa dan sebagainya
10 dan 20 tahun kedepan menjadi pemimpin di Sulawesi tenggara jadi kita harus memikirkan
kebijakan yang diambil bermanfaat untuk masyarakat. Gubernur Ali Mazi harus memastikan pembangunannya berefek pada masyarakat secara umum dan pemuda di Sulawesi Tenggara. Peradaban suatu bangsa dilihat dari kebermanfaatan pemudanya, tidak ada dalam sejarah dunia manapun bahwa peradaban suatu bangsa dilihat dari megahnya kantor dan patung yang dibangun.” Tutupnya.
Red.